AKHLAK DAN ADAB DALAM ISLAM
Winda
Universitas Islam Indragiri, Tembilahan Riau
Telp ( 0831 8631 9499 )
E-Mail : windawinda104@gmail.com
Abstrak
Akhlak dan adab
dalam Islam memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan
perilaku seorang muslim. Akhlak dapat diartikan sebagai watak dasar manusia
yang menentukan seberapa beriman seseorang pada Allah SWT. Adab, sebaliknya,
adalah ekspresi yang lahir dari watak tersebut dan berfungsi sebagai perangkat
lahiriah yang bekerja berdasarkan warna akhlak. Dalam Islam, akhlak dan adab
dianggap sebagai aspek yang sangat vital dalam membentuk moralitas terpuji dan
tingkah polah yang berkualitas. Mereka harus dipahami dan dipraktikkan secara
bersamaan untuk mencapai tujuan agama yang lebih tinggi.
Kata Kunci :
akhlak, adab, karakter, moralitas, pendidikan akhlak dan adab dalam Al-Qur’an.
Pendahuluan
Menjadi
insan dengan hiasan moralitas terpuji (al-akhlak al-karimah) dan tingkah polah
yang berkualitas (‘aliyyul adab), bagian dari misi tertinggi yang diperjuangkan
agama Islam. Sampai-sampai baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyatakannya dengan jelas dan tegas, bahwa dirinya diutus guna menyempurnakan
moralitas terpuji umat manusia. Wajar saja Islam mengajarkan kita sampai
hal-hal terkecil dalam kehidupan sehari-hari.
Metode Penelitian
1.
. Literatur Review: Penelitian ini akan memulai dengan melakukan
tinjauan pustaka terhadap sumber-sumber primer dan sekunder yang relevan dalam
bidang akhlak dan adab dalam Islam. Sumber-sumber tersebut akan diambil dari
berbagai jurnal, buku, dan sumber online yang terpercaya.
2.
Analisis Data: Data yang dikumpulkan akan dianalisis menggunakan
analisis kualitatif dan kuantitatif untuk memahami dan menganalisis konsep
akhlak dan adab dalam Islam serta implikasinya terhadap pendidikan dan
kehidupan sehari-hari.
3.
Wawancara: Penelitian ini juga akan melibatkan wawancara dengan
para ahli dan praktisi Islam untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang
konsep akhlak dan adab dalam Islam serta bagaimana mereka menerapkan dan
mengintegrasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Observasi: Penelitian ini juga akan melibatkan observasi langsung
terhadap praktik-praktik akhlak dan adab dalam Islam dalam berbagai konteks,
seperti dalam kehidupan sehari-hari, dalam ibadah, dan dalam interaksi sosial.
Variabel
1.
Akhlak: Variabel ini akan didefinisikan sebagai watak dasar manusia
yang menentukan seberapa beriman seseorang pada Allah SWT.
2.
Adab: Variabel ini akan didefinisikan sebagai ekspresi yang lahir
dari watak dasar manusia, yang bekerja berdasarkan warna akhlak.
3.
Pendidikan: Variabel ini akan didefinisikan sebagai proses yang
membantu dalam mengembangkan akhlak dan adab dalam Islam.
4.
Kehidupan Sehari-Hari: Variabel ini akan didefinisikan sebagai
bagian dari kehidupan manusia yang mempengaruhi perkembangan akhlak dan adab
dalam Islam.
Prosedur
1.
Pengumpulan Data: Data akan dikumpulkan melalui tinjauan pustaka,
wawancara, dan observasi.
2.
Analisis Data: Data akan dianalisis menggunakan analisis kualitatif
dan kuantitatif untuk memahami dan menganalisis konsep akhlak dan adab dalam
Islam serta implikasinya terhadap pendidikan dan kehidupan sehari-hari.
3.
Presentasi Hasil: Hasil penelitian akan dipresentasikan dalam
bentuk laporan penelitian yang terstruktur dan jelas.
Hasil Penelitian
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa akhlak dan adab dalam Islam sangat penting
dalam membentuk karakter dan perilaku seorang muslim. Akhlak dapat mencerminkan
perilaku dan isi hati seseorang, apakah baik atau buruk. Adab, sebaliknya,
adalah ekspresi yang lahir dari watak tersebut dan berfungsi sebagai perangkat
lahiriah yang bekerja berdasarkan warna akhlak.
Pembahasan
Mulai dari bagaimana tidur, makan, minum, duduk, berjalan, mandi,
memotong kuku, dan seterusnya. Sehingga, umat tak pernah lepas dari kebaikan,
kebersihan, pujian-pujian indah dan doa. Sungguh, agama indah yang penuh
pelajaran. Dan, tentu akan lebih indah ketika kita mengenal secara lebih detail
perbedaan antara akhlak dan adab. Karena ketika keduanya berhasil terinstal
dengan baik sesuai porsinya, maka implementasi dari keduanya akan berjalan
indah dan lebih mudah.
A.
Pengertian Akhlak
Muhammad
Abdullah Darraz dalam karyanya Kalimȃt(un) fi Mabȃdi’i Ilmi al-Akhlȃq mengutip
sebuah kamus terkait makna akhlak. Bahwa, kata akhlak tersebut dapat diartikan
sebagai tabiat dan watak alami manusia (Al-Khuluq huwa at-thab’u wa
as-sajiyah).
Dari
sini, pengertian sederhana yang dapat kita ambil, bahwa akhlak adalah semacam
'software' dalam diri manusia. Keberadaannya memang tak kasat mata, namun ia
memiliki fungsi yang besar. Akhlak inilah yang berfungsi menggerakkan fisik
manusia menjadi sebuah sikap nyata dan tutur kata
Jika
yang menggerakkan fisik adalah moralitas tercela (akhlak sayyi'ah), tentu
tercela pula sikap dan tutur kata yang lahir darinya. Namun, jika fisik ini
digerakkan oleh moralitas terpuji (akhlak karimah), maka yang muncul adalah
gerak fisik atau aktivitas yang terpuji.
Keterangan
di atas dikuatkan lagi oleh statement Ibnu Maskuwaih yang juga dikutip oleh
Muhammad Abdullah Darraz. Berikut redaksinya:
غير فكر ولا روية
Artinya:
“Akhlak merupakan suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk melakukan segala
aktivitas secara natural, tanpa memerlukan nalar dan perencanaan.” (Muhammad
Abdullah Darraz, Kalimȃt(un) fi Mabȃdi’i Ilmi al-Akhlȃq [cet. Muassasah
Hindawi,
Sebut
saja akhlak terhadap guru. Jika si murid memiliki potensi dan bekal moralitas
terpuji, walau tanpa diminta ia tetap akan membungkuk dan menciumi tangan sang
guru. Meski tidak terpikir dan terencana terlebih dahulu. Karena akhlak akan
menjadi semacam 'remote control' yang secara otomatis menggerakkan fisik.
Maka,
tepat ungkapan syekh Abdul Majid dalam Ar-Raddu al-Jamil ‘ala al-Musyaqqiqin fi
al-Islam yang menyatakan; wa dhabitul
akhlak huwa al-ladzi yaj’alul insana insanan (Standarisasi disebut moralitas
terpuji adalah saat ia menjadi motif seseorang dalam memperlakukan manusia
sebagai manusia
B.
Pengertian Adab
Ketika
akhlak dimaknai sebagai watak dasar manusia, maka adab adalah ekspresi yang
lahir dari watak tersebut. Ia hanyalah perangkat lahiriah semata, tidak lebih.
Sebab, adab di sini bekerja berdasarkan warna akhlak. Jika akhlak berwarna
merah, adab pun bekerja dengan warna merah, dan begitu seterusnya.
Istilah
lain dari adab yang disebutkan Abdullah Darraz adalah suluk. Istilah suluk
dalam pasal ini tentu berbeda dengan suluk dalam perbincangan para ahli tarekat
atau sufi sejati. Suluk dalam pandangan mereka, seperti yang terekam dari kitab
Bina’ al-Mujtama’ al-Islamy karya Nabil as-Samaluthi adalah sebagai berikut;
Sehingga
jauh berbeda dengan suluk dalam istilah yang dimaksud Abdullah Darraz. Suluk
yang dimaksud adalah sebagai padanan kata dari akhlak. Dengan kata lain,
Abdullah Darraz menggunakan istilah suluk sebagai ganti kata adab. Ia
mengatakan:
Terkait
ini, alangkah baik jika kita memahami perbedaan antara akhlak dan suluk.
Seperti penjelasan yang lalu, akhlak adalah perkara abstrak. Ia adalah sifat
dan watak alami setiap jiwa. Sedang suluk-dalam pasal ini-adalah corak amal,
pijakan dan tata kramanya. Sehingga, suluk hanyalah ekspresi akhlak, yang
menjadi cermin dan indikator dari akhlak.
Kesimpulan
Akhlak dalam Islam adalah aspek yang menentukan seberapa beriman
seorang muslim pada Allah SWT. Akhlak dapat mencerminkan perilaku dan isi hati seseorang,
apakah baik atau buruk.
Adab dalam Islam adalah ekspresi yang lahir dari watak dasar
manusia, yang bekerja berdasarkan warna akhlak. Adab dapat berubah kapan saja
dan terkontaminasi oleh tempat, sedangkan akhlak memiliki karakter yang tak
lekang waktu dan tidak terkontaminasi oleh tempat.
Pendidikan Akhlak dan Adab dalam Islam sangat penting untuk
membentuk karakter dan perilaku seorang muslim. Pendidikan harus berorientasi
dan mengutamakan akhlak, seperti konsep pendidikan akhlak yang terdapat pada
kitab Ta'limul Muta'alim.
Keutamaan Akhlak Mulia dalam Islam dapat membuat seseorang memiliki
iman yang sempurna dan derajat yang tinggi. Akhlak mulia yang dimiliki
seseorang dapat membuat dirinya setara kedudukannya dengan orang yang rajin
berpuasa dan sholat.
Saran
Pendidikan Akhlak dan Adab dalam Islam harus diterapkan secara
lebih luas dan intensif dalam pendidikan Islam, terutama dalam proses belajar
mengajar secara online. Pengembangan Akhlak Mulia dalam Islam harus dilakukan
melalui pendidikan yang berorientasi dan mengutamakan akhlak, serta melalui
pengaruh zaman terhadap akhlak para peserta didik.
Pengembangan Adab dalam Islam harus dilakukan melalui pendidikan
yang berorientasi dan mengutamakan adab, serta melalui pengaruh zaman terhadap
adab para peserta didik. Pengembangan Kesadaran
tentang pentingnya akhlak dan adab dalam Islam harus dilakukan melalui
pendidikan yang berorientasi dan mengutamakan akhlak dan adab, serta melalui
pengaruh zaman terhadap akhlak dan adab para peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ausyan, Majid Saud. Adab Dan Akhlak Islami. Jakarta: Darul Haq,
2016.
Al-Ghazali, Imam. Membaca Al-Qur'an: Adab Dan Keutamaannya.
Bandung: Marja, 2019.
Abdul Khamid, Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab
Nashaihul`Ibad Karya Muhammad Nawawi Al -Bantani. Skripsi Institut AgamaIslam
Negeri Salatiga. 2017.
Abdul Mustaqim, Akhlak
tasawuf. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2013.
Abi Medan. Terjemah Kitab taisirul khallaq Fil Ilmil Akhlak karya
hafid Hasan Mas`udi. Samalanga: Karya Aneuk Gampong. 2011.
Afifuddin dan beni Ahmad Sabeni, Penerapan Adab-Adab Akhlak pada
Zaman Rasulullah. Jurnal Pendidikan Islam :: Volume IV, Nomor 1, Juni
2015/1436.
Fauzi, M. Dkk.2021, Akhlak Menuntut Ilmu Menurut Hadis serta
Pengaruh Zaman terhadap Akhlak Para Peserta Didik, Jurnal Riset Agama Volume 1,
Nomor 3 (Desember 2021): 251-263 DOI: 10.15575/jra.v1i3.15375.
Ipmawanputra, Rakhay Pradana Dkk.2021. PENERAPAN ADAB DAN AKHLAQ
ISLAMI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR SECARA ONLINE, JURNAL PENDAIS VOLUME 3
NO.1 JUNI 2021.
Jakarta, Akhlak dalam Islam, Ini Contoh dari Rasulullah dan
Keutamaannya. Jakarta: Detik, 2023.
Maskawaih, Akhlak: Sifat yang Tertanam dalam Jiwa. Jakarta: Pustaka
Insan Madani, 2010.
Tulis Komentar