+62 822 8303 9857

KRISIS AKHLAK DI KALANGAN REMAJAArtikel

$rows[judul] Keterangan Gambar : pdf

KRISIS AKHLAK DI KALANGAN REMAJA

 

VONY MARSELA

Vonymarsela01@gmai.lcom

Program studi ekonomi syariah,FIAI-UNISI

 file pdf artikel

 

ABSTRAK

Karya tulis ini berjudul ‘’KRISIS AKHLAK DI KALANGAN REMAJA’’ Krisis akhlak yang melanda masyarakat modern dan pelajar indonesia mencerminkan kegagalan pendidikan saat ini dalam menciptakan generasi yang beriman dan bertaqwa.Oleh karena itu,pemupukan akhlak muslim menurut pandangan ibnu juga menjadi penting dalam menghadapi krisis akhlak ini. Penelitian ini dilakukan untuk menggali lebih dalam mengenai krisis moral dalam kehidupan beragama remaja, mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya krisis moral, dan mengetahui upaya mengatasi krisis moral yang terjadi. Bukti di bidang ini menunjukkan bahwa krisis moral di kalangan remaja meliputi krisis moral seperti bertengkar, berjudi, mencuri dan mencopet, serta meminum minuman beralkohol.

Keywords : Modern, Ahlak, Krisis

 

PEMBUKA

           Krisis akhlak merupakan sebuah krisis yanga perlu di rombak dan dibenahi mulai dari usia dini.Sebuah permasalahan akan terus bermunculan bila krisis akhlak tidak secepatnya dilakukan.Krisis akhlak membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk menanamkan nilai kebudayaan dan kebiasaan di setiap orang,terlebih prosesnya dimulai dari masa kecil hingga dewasa.

Secara umum,dapat disampaikan bahwa sumber krisis akhlak itu dapat dilihat dari  penyebab timbulnya yaitu :

a)      Krisis akhlak terjadi karena longgarnya pegangan agama yang menyebabkan hilangnya pengontrolan diri dari dalam self control.Selanjutnya alat control perpindahan kepada hukum dan masyarakat.

b)      Krisis akhlak terjadi karena pembinaan moral yang dilakukan orang tua,sekolah masyarakat sudah kurang efekktif.pembinaanya terbawa arus kehidupan yang mengutamakan materi tanpa diimbangi dengan pembinaan mental spritual.

c)       Krisis akhlak terjadi karena derasnya arus budaya hidup materealistrik,hedonistik,dan sekuleristik.

Kerusakan akhlak.semakin banyaknya tempat-tempat hiburan yang mengandung selera biologis,peredaran obat-obat terlarang sebagainya.

Dalam kaitannya dengan tersebut maka pembinaan akhlak mulai bukan hanya tugas seorang kelompok,akan tetapi seluruh partisipasi masyarakat bangsa dan negara.Krisis akhlak yang menimpa pelajar terlihat dari banyaknya keluhan orang tua berkenaan dengan ulah sebagian pelajar yang susah dikendalikan,nakal,mabuk,keras kepala,berbuat onar bahkan tawuran antar sekolah.penakalan remaja bukan hanya perbuatan anak yang melawan hukum semata akan akan tetapi juga termasuk didalamnya perbuatan yang melanggar norma hidup masyaraakat.perbuatan-perbuatan tersebut menimbulkan gangguan keamanaan,ketertiban dan ketentraman masyarakat.

 

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

             Menurut analisa penulis, penyebab terjadinya krisis akhlak pada remaja disebabkan oleh beberapa faktor, seperti ketidaktaatan dalam beribadah, karena remaja belum mengembangkan akhlak yang baik sebagai manusia remaja masih labil karena rentan terhadap lingkungan yang tidak sehat dan lingkungan yang tidak sehat hubungan manusia-manusia hubungan orang tuaanak belum terjalin. Pengaruh orang tua sangat besar terhadap perkembangan masa depan anak, kurangnya sosialisasi dan kesadaran keagamaan di kalangan masyarakat, serta kurangnya aktivitas di kalangan remaja yang terus berlanjut, sejak saat itu tidak ada lagi yang bisa membantu anak tersebut menjadi lebih baik. Akibatnya, masih banyak remaja yang menganggap remeh hal tersebut. Menanamkan krisis moral pada individu memerlukan kepemimpinan sejak dini dan kerjasama antara masyarakat, orang tua, dan pemuka agama

 

Analisis Upaya Menanggulangi Krisis Akhlak Remaja

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengatasi krisis moral :

1.      Melalui pendidikan lingkungan keluarga

Menurut analisa penulis, penyebab keluarga tidak berhasil dalam membina moralitas adalah karena orang tua. Orang tua selalu sibuk dengan pekerjaan dan tidak memperhatikan aktivitas anaknya. Dan karena anak-anak sudah beranjak dewasa, sering terjadi pertengkaran, dan tidak ada keharmonisan dalam keluarga, sehingga mereka tidak mau tinggal di rumah. Pendidikan dan pengobatan orang tua harus memenuhi seluruh kebutuhan fisik, psikis, dan sosial agar anak merasa aman dan dapat hidup tanpa kekecewaan.

2.      Mendaftar di sekolah Islam.

Menurut penulis, sebagian besar orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah non-Islam karena mereka yakin kualitas pendidikan non-Islam lebih tinggi dibandingkan pendidikan Islam. Kurangnya minat para orang tua di Kabupaten Sukabumi untuk menyekolahkan anaknya ke pesantren disebabkan oleh pendidikan masyarakat yang pada dasarnya lebih mementingkan menyekolahkan anaknya ke sekolah agama dibandingkan sekolah negeri, apalagi sekolah non-pemerintah kurangnya sekolah Islam. Menurut analisis penulis, pelibatan pemangku kepentingan masyarakat sangat baik dan secara teori sudah sesuai, namun terdapat berbagai kendala selain terbatasnya tenaga penasehat dan terbatasnya waktu konsultasi sehingga implementasinya masih belum maksimal. Permasalahan ini bermula dari kurangnya pemahaman masyarakat itu sendiri dan pentingnya pendidikan moral. Menurut penulis, pendidik yang terbaik terdapat pada agama. Sebab hanya melalui keyakinan yang bersumber dari keyakinan agamalah seseorang dapat dengan sukarela mengikuti nilai-nilai moral tanpa memaksakannya.

3.      Melalui Tokoh Masyarakat

Masyarakat dapat dikatakan sebagai faktor yang sangat berperan dalam menentukan kepribadian remaja. Suatu tempat dimana lingkungan yang tidak harmonis secara perlahan dan pasti dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. Dengan mengisi waktu luang Risma dan Karan Taruna dll, melalui forum ini mereka akan dikumpulkan untuk mengikuti kegiatan umum dan keagamaan sehingga dapat tumbuh sehat dan mengurangi kegiatan yang boros. Penulis menganalisis data untuk menunjukkan bahwa masyarakat harus berhati-hati dalam memilih lingkungan tempat tinggalnya untuk menghindari hubungan yang tidak sehat dan hidup aman dan damai.

4.      Oleh Tokoh Agama dan Masyarakat

Menurut penulis hendaknya generasi muda mengisi waktu luangnya dengan hal-hal positif yang bermanfaat bagi kehidupannya, dan agar kegiatan yang dilakukannya banyak yang tidak mengarah pada perilaku-perilaku yang berdampak negatif pada orang, sebaiknya hindari melakukan hal-hal negatif karena akan membuat lupa. Hal ini berbahaya bagi mereka dan tidak ada manfaatnya bagi mereka.

 

 

SIMPULAN

 

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan hal diantaranya adalah bentuk krisis moral yang terjadi pada generasi muda antara lain tawuran, perjudian, pencurian dan pencopetan, serta meminum minuman beralkohol. Penyebabnya ada di lingkungan, rumah, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan rumah adalah keluarga yang tidak pernah mengajarkan atau menganjurkan nilai-nilai agama, apalagi mengamalkannya. Lingkungan sekolah yang tidak menanamkan disiplin. Lingkungan lokal dimana masyarakat yang tidak harmonis perlahan tapi pasti mempengaruhi jiwa remaja. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi krisis moral generasi muda adalah sebagai berikut. Pendidikan lingkungan hidup di rumah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan anak oleh karena itu harus difungsikan sebagai lembaga pendidikan yang paling penting. Oleh karena itu, nilai-nilai agama harus ditanamkan sejak kecil agar mampu membedakan yang baik dan yang jahat. Penyerahan anak ke sekolah Islam merupakan lembaga yang terlibat dalam pembentukan karakter, karena sekolah agama menghasilkan anak yang berakhlak mulia dibandingkan dengan sekolah negeri atau sekolah non-Islam. Kehadiran dunia usaha di masyarakat berperan dalam menentukan kepribadian remaja, lingkungan yang tidak harmonis dapat berdampak pada remaja. Upaya tokoh masyarakat dan agama untuk memberikan model dan pedoman untuk secara konsisten melibatkan generasi muda dalam kegiatan keagamaan dan sosial yang ada.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Jasmisari, Mutiara. (2022). Kenakalan Remaja Di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas Di Bandung: Studi Pendahuluan. Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan dan Hubungan Internasional.

 

Perdana, Andre Pebrian. (2020). UU ITE Tentang Efek Media Sosial Terhadap Generasi Milenial. Jurnal Kelitbangan. Volume 8 No. 3.

 

Utami, Retno Ristiasih. (2021). Faktor-Faktor Determinasi Perilaku Kejahatan. Jurnal Psibernetika Vol.14 (No.1).


sumber pdf : https://drive.google.com/file/d/15KynR2-SR2L0C4GC8WDZx38ESRUUYqde/view?usp=drivesdk

 

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)